Selasa, 01 Maret 2011

Sunan Bonang ( Raden Makdum Ibrahim )




Makdum Ibrahim anak ke empat dari Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati binti Brawijaya.

Beliau disebut Sunan Bonang kaerna cara berda’wanya dengan memakai Bonang yaitu alat music dari lempengan besi yang di tonjolkan bila tonjolan itu di pukul dengan kayu lunak timbullah suara yang merdu.

Membunyikan boning itu didalam majid,sehingga banyak orang yang ingin mendengar suara boning yang merdu itu dari dekat.Masjid diatur hanya punya pintu orang berkerumun di depan pintu disamping pintu deberi kolam.Mereka di perbolehkan masuk dengan membasuh kaki dahulu.Sesampai mereka di dalam masjid,mereka di ajari pelajaran islam dengan di lagukan dan memakai bunyi music boning.Mereka di rumah sering mengulang pelajaran Sunan boning sambil mengamalkanya.

Begitulah Agama Islam tersebar di Tuban.Bawean,Madura dan Jepara leawt lagu dan alat music.
Yang dapat di ketahui isteri Sunan boning ada dua yaitu anak Adipati Tuban ( isteri Adipati Tuban adalah bibinya).dan Dewi Hiro dari Madura.

Sunan Bonang wafat di Bawean.Lalu murid-muridnya yang di Tuban meminta supaya di kubur di Tuban.Tetapi murid-muridnya yang di Bawean mempertahankan supaya agar mayat Sunan Bonang di makamkan di Bawean.Lalu santri-santrinya Sunan Bonang yang dari Tuban menyirep penjaga mayat gurunya,setelah penjagnya tertidur mayat Sunan Bonang yang sudah di kafani itu di bawa dan di naikan ke perahu, lalu di bawa ke tuban.Anehnya di Bawean mayat Sunan Bonang masih ada ada hanya kafanya tinggal satu.Sedang Mayat Sunan Bonang yang di bawa ke Tuban kafanya juga tinggal satu, Sehingga mayat Sunan Bonang terkubur di dua tempat.

  1. Di barat masjid Sunan Bonang (Timur kota Tuban)
  2. Di kampong Tegal Gubuk (barat tambak Bawean)